Tuesday, December 12, 2017

Wahai Para Suami….. Masih beranikah dirimu melukai hati Istrimu setelah melihat apa saja yang sudah dikorbankannya ?


Hampir sebagian besar dari kita tentu memiliki rencana menikah, baik menikah muda ataupun menikah saat benar-benar sudah siap. Mungkin bisa dibilang hanya sedikit orang yang berkeinginan hidup dengan kesendirian karena sejatinya dan tidak bisa dipungkiri lagi kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan bersosial dengan manusia lain.

Apalagi kita sebagai manusia faktanya ‘kecanduan’ untuk diperhatikan dan disayangi oleh manusia lainnya terutama oleh orang yang kita sayangi. Seperti Orang tua pada anaknya, guru pada muridnya dan juga Istri pada suaminya.

Kita yang sudah memutuskan untuk bersama dalam ikatan menikah tentu sadar dan tahu betul kehidupan pernikahan sangatlah berbeda dengan hubungan pacaran apalagi pertemanan. Karena menikah bukan hanya soal ‘senang-senang’ tapi juga soal berjuang di saat paling tersulit sekalipun. Maka bukan hal yang aneh jika salah satu dari kawan kita memikirkan dengan matang bahkan sampai menunggu pasangan yang benar-benar cocok dan mengerti dirinya.

Suami dan istri tentunya memiliki kewajibannya masing-masing, suami membimbing serta mencari nafkah untuk keluarga sedangkan istri taat pada suami. Memang betul setiap pasangan punya masalah yang berbeda ketika menjalani kehidupan pernikahan dan tidak semua yang dilaluipun berjalan dengan lancar. Terkadang ada perselisihan pendapat sampai ada juga pertengkaran namun itu merupakan adalah hal yang wajar karena dengan hal tersebut akan mengajarkan kita agar lebih dewasa.

Masalah yang sering jadi perselisihan yaitu kurang memahami keadaan satu sama lain dan lebih memilih untuk egois. Seperti ketika Suami pulang kerja ternyata istri sudah tertidur lelap, Suami ingin disiapkan makannya namun ternyata istri sudah terlalu lelah karena mengurus anak. Belum lagi jika istri juga ikut bekerja yang semakin membuat dia kelelahan.

Ada yang bisa mengatasinya dengan lebih pengertian namun tidak sedikit juga lebih mencari pelarian dari masalahnya. Nongkrong bersama teman, main game sampai yang paling parah dan sering marak dibicarakan di media sosial, tergoda oleh perempuan lain. Terkadang kita melakukan hal yang bodoh namun bukan berarti kita tidak tahu resiko atas perbuatan kita sendiri. Untuk itu kepada para Suami sebelum kita menyakiti hati Istri kita, cobalah pikirkan hal ini agar kita tak perlu merasakan penyesalan.

Istrimu Rela Meninggalkan Zona Nyamannya untuk Berjuang Bersamamu

Bersantai via pexels.com

Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya hidup Sejahtera dan terjamin karena mereka tentu menyadari betul kerasnya hidup yang telah mereka jalani. Termasuk juga orang tua dari istri kita, mereka berusaha sebaik mungkin agar segala kebutuhannya terpenuhi mulai dari pendidikan sampai segala pakaian yang dipakainya.

Kehidupan nyaman yang dijalani oleh sang istri rela ditinggalkannya bukan tanpa alasan tapi karena ia yakin untuk berjuang dalam membina rumah tangga bersama kita. Istri yang kita nikahi yakin bahwa kita mampu membimbingnya dan berjuang untuknya.  

Sakit yang Dirasakan Istrimu saat Hamil dan Melahirkan Dilakukannya dengan Ikhlas

Ibu Hamil via pexels.com

Kita tentu tahu dengan jelas bahwa hanya wanita yang ‘mampu’ untuk hamil dan melahirkan, wanita yang dikenal makhluk lemah ternyata mampu dan begitu kuat menanggung beban saat hamil. Melahirkan pun bukanlah hal yang mudah bahkan bisa saja merenggut nyawa mereka saat proses melahirkan.

Kita sebagai suami tentu senang sekali akan kehadiran anak dalam keluarga apalagi istri kita yang mengandungnya. Suami memang tidak merasakan apa yang dilalui sang istri karena itulah tidak sedikit dari suami kurang memahami beratnya beban yang dialaminya. Istri kita rela mempertaruhkan nyawanya agar anak yang dikandungnya bisa lahir dengan selamat. Masih berani membuat istri kita sakit hati ?.

Istrimu tak ragu Membantumu Mencari Nafkah

Wanita karir via pexels.com

Sebagai seorang lelaki dewasa tentu kita tahu bahwa salah satu kewajiban kita sebagai suami adalah mencari nafkah. Mencukupi semua kebutuhan keluarga baik dari sisi moral maupun materil, karena keluarga bukan hanya membutuhkan materil saja namun juga membutuhkan didikan yang mengajarkan dan mengarahkan pada kebaikan.

Namun sering kali realita yang terjadi sering kali jauh dari harapan yang diinginkan sehingga memaksa istri kita harus membantu kita juga dalam mencari nafkah. Tentu secara naluriah istri kita ingin mengurus rumah dan melayani suami secara maksimal tapi karena keadaan yang memaksa, istri kita tidak akan ragu bahkan menawarkan diri membantu kita dalam mencari nafkah apalagi soal kebutuhan anak.

Menyiapkan Semua Kebutuhanmu dikerjakan Istrimu dengan Niat Ibadah

Istri Menyiapkan Sarapan via pexels.com

Kita memilih dan menikahi perempuan yang menjadi istri kita dengan keyakinan, baik dari sisi agama, sifat yang dimilikinya sampai paras yang dimilikinya. Namun tentu kita sadar bahwa kita menikah bukan karena niatan menjadikan istri kita layaknya ‘pembantu’.
Namun istri kita memasak, mencuci pakaian, menyiapkan pakaian kerja, membersihkan rumah sampai kebutuhan lahiriah kita dikerjakannya. Tentunya hal tersebut istri kita lakukan karena niatan ibadah taat pada kita sebagai suami.



Istri kita tidaklah sempurna begitupun dengan diri kita sebagai suami tentunya pasti ada kekurangan yang kita miliki. Menikah bukanlah mempertemukan dua orang sempurna namun menyempurnakan satu sama lain.


#Suami #Istri #Pengorbanan #Menikah #Pria #Wanita #Laki # Perempuan #ZonaNyaman #Zona #Nyaman #Berjuang #Sakit #Hamil #Melahirkan #Kuat #Tangguh #Ikhlas #Nafkah #Kewajiban #Niat #Ibadah #Kebutuhan #Sempurna

No comments:

Post a Comment