Hampir
sebagian besar dari kita tentu memiliki rencana menikah, baik menikah muda
ataupun menikah saat benar-benar sudah siap. Mungkin bisa dibilang hanya
sedikit orang yang berkeinginan hidup dengan kesendirian karena sejatinya dan
tidak bisa dipungkiri lagi kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan
bersosial dengan manusia lain.
Apalagi
kita sebagai manusia faktanya ‘kecanduan’ untuk diperhatikan dan disayangi oleh
manusia lainnya terutama oleh orang yang kita sayangi. Seperti Orang tua pada
anaknya, guru pada muridnya dan juga Istri pada suaminya.
Kita yang
sudah memutuskan untuk bersama dalam ikatan menikah tentu sadar dan tahu betul
kehidupan pernikahan sangatlah berbeda dengan hubungan pacaran apalagi
pertemanan. Karena menikah bukan hanya soal ‘senang-senang’ tapi juga soal
berjuang di saat paling tersulit sekalipun. Maka bukan hal yang aneh jika salah
satu dari kawan kita memikirkan dengan matang bahkan sampai menunggu pasangan
yang benar-benar cocok dan mengerti dirinya.
Suami dan
istri tentunya memiliki kewajibannya masing-masing, suami membimbing serta mencari
nafkah untuk keluarga sedangkan istri taat pada suami. Memang betul setiap
pasangan punya masalah yang berbeda ketika menjalani kehidupan pernikahan dan
tidak semua yang dilaluipun berjalan dengan lancar. Terkadang ada perselisihan
pendapat sampai ada juga pertengkaran namun itu merupakan adalah hal yang wajar
karena dengan hal tersebut akan mengajarkan kita agar lebih dewasa.
Masalah yang
sering jadi perselisihan yaitu kurang memahami keadaan satu sama lain dan lebih
memilih untuk egois. Seperti ketika Suami pulang kerja ternyata istri sudah
tertidur lelap, Suami ingin disiapkan makannya namun ternyata istri sudah
terlalu lelah karena mengurus anak. Belum lagi jika istri juga ikut bekerja
yang semakin membuat dia kelelahan.
Ada yang
bisa mengatasinya dengan lebih pengertian namun tidak sedikit juga lebih mencari
pelarian dari masalahnya. Nongkrong bersama teman, main game sampai yang paling
parah dan sering marak dibicarakan di media sosial, tergoda oleh perempuan
lain. Terkadang kita melakukan hal yang bodoh namun bukan berarti kita tidak
tahu resiko atas perbuatan kita sendiri. Untuk itu kepada para Suami sebelum
kita menyakiti hati Istri kita, cobalah pikirkan hal ini agar kita tak perlu
merasakan penyesalan.
Istrimu Rela Meninggalkan Zona Nyamannya untuk
Berjuang Bersamamu
Bersantai via pexels.com |
Setiap orang
tua tentu menginginkan anaknya hidup Sejahtera dan terjamin karena mereka tentu
menyadari betul kerasnya hidup yang telah mereka jalani. Termasuk juga orang tua
dari istri kita, mereka berusaha sebaik mungkin agar segala kebutuhannya
terpenuhi mulai dari pendidikan sampai segala pakaian yang dipakainya.
Kehidupan nyaman
yang dijalani oleh sang istri rela ditinggalkannya bukan tanpa alasan tapi
karena ia yakin untuk berjuang dalam membina rumah tangga bersama kita. Istri
yang kita nikahi yakin bahwa kita mampu membimbingnya dan berjuang untuknya.
Sakit yang Dirasakan Istrimu saat Hamil dan
Melahirkan Dilakukannya dengan Ikhlas
Ibu Hamil via pexels.com |
Kita tentu
tahu dengan jelas bahwa hanya wanita yang ‘mampu’ untuk hamil dan melahirkan,
wanita yang dikenal makhluk lemah ternyata mampu dan begitu kuat menanggung
beban saat hamil. Melahirkan pun bukanlah hal yang mudah bahkan bisa saja
merenggut nyawa mereka saat proses melahirkan.
Kita sebagai
suami tentu senang sekali akan kehadiran anak dalam keluarga apalagi istri kita
yang mengandungnya. Suami memang tidak merasakan apa yang dilalui sang istri
karena itulah tidak sedikit dari suami kurang memahami beratnya beban yang
dialaminya. Istri kita rela mempertaruhkan nyawanya agar anak yang dikandungnya
bisa lahir dengan selamat. Masih berani membuat istri kita sakit hati ?.
Istrimu tak ragu Membantumu Mencari Nafkah
Wanita karir via pexels.com |
Sebagai seorang
lelaki dewasa tentu kita tahu bahwa salah satu kewajiban kita sebagai suami adalah
mencari nafkah. Mencukupi semua kebutuhan keluarga baik dari sisi moral maupun
materil, karena keluarga bukan hanya membutuhkan materil saja namun juga membutuhkan
didikan yang mengajarkan dan mengarahkan pada kebaikan.
Namun sering
kali realita yang terjadi sering kali jauh dari harapan yang diinginkan
sehingga memaksa istri kita harus membantu kita juga dalam mencari nafkah. Tentu
secara naluriah istri kita ingin mengurus rumah dan melayani suami secara
maksimal tapi karena keadaan yang memaksa, istri kita tidak akan ragu bahkan
menawarkan diri membantu kita dalam mencari nafkah apalagi soal kebutuhan anak.
Menyiapkan Semua Kebutuhanmu dikerjakan Istrimu
dengan Niat Ibadah
Istri Menyiapkan Sarapan via pexels.com |
Kita memilih
dan menikahi perempuan yang menjadi istri kita dengan keyakinan, baik dari sisi
agama, sifat yang dimilikinya sampai paras yang dimilikinya. Namun tentu kita
sadar bahwa kita menikah bukan karena niatan menjadikan istri kita layaknya ‘pembantu’.
Namun istri
kita memasak, mencuci pakaian, menyiapkan pakaian kerja, membersihkan rumah
sampai kebutuhan lahiriah kita dikerjakannya. Tentunya hal tersebut istri kita
lakukan karena niatan ibadah taat pada kita sebagai suami.
Istri kita
tidaklah sempurna begitupun dengan diri kita sebagai suami tentunya pasti ada
kekurangan yang kita miliki. Menikah bukanlah mempertemukan dua orang sempurna
namun menyempurnakan satu sama lain.
#Suami #Istri #Pengorbanan #Menikah #Pria #Wanita #Laki # Perempuan #ZonaNyaman #Zona #Nyaman #Berjuang #Sakit #Hamil #Melahirkan #Kuat #Tangguh #Ikhlas #Nafkah #Kewajiban #Niat #Ibadah #Kebutuhan #Sempurna